Siapa Yang Perlu BCM?

Manon Djati & Yuliasman

7/15/20232 min read

Sejumlah anak usia sekolahan berkumpul di Pos Warga sambil membolak-balik buku pelajaran, dan mengutak-atik handphone. Itu adalah pemandangan yang sering ditemukan di sejumlah pojokan kota pada awal-awal PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) diterapkan pada awal pandemi Covid-19. Mereka tidak memiliki kuota internet yang cukup untuk mengikuti sekolah online, sehingga memilih berkumpul di Pos Warga karena tersedia internet gratis melalui Wi-Fi. Meskipun sempat ada bantuan pulsa intenet dari Pemerintah, karena sampainya paket internet tersebut kadang ada yang terkendala, pilihan menggunakan hotspot gratis adalah pilihan paling masuk akal.

Situasi di atas terjadi di perkotaan, atau di daerah yang relatif dekat dengan kota. Padahal 60% Penduduk Indonesia berada di Pedesaan. Tidak terbayang bagaimana anak-anak sekolahan bersusah payah untuk mengakses pembelajaran daring, karena sebagian besar belum memiliki akses kepada gadget yang mampu mengakses internet. Apalagi smartphone masih dianggap barang mewah bagi sebagian orang, sehingga tidak menjadi prioritas untuk dibeli walaupun dibutuhkan untuk pembelajaran anak-anak. Akhirnya, di sebagian daerah pedesaan kadang tidak ada aktivitas pembelajaran yang memadai. Tantangan warga pedesaan masih ditambah dengan minimnya sarana akses internet didaerah mereka.

Di sisi lain, bagi pelaku industri pasti pernah merasakan kelangkaan pasokan barang baku karena proses pengiriman barang antar negara terganggu karena berkurangnya jumlah kargo yang berlayar karena pembatasan aktivitas transportasi. Akibatnya hukum pasar pun berlaku, pasokan yang terbatas harus dibeli lebih mahal, atau operasional harus terhenti karena keterbatasan pasokan bahan baku. Hal ini merupakan pilihan yang tidak mudah.

Melihat dua situasi di atas, apakah sudah didapat gambaran, siapakah yang sebenarnya membutuhkan Business Continuity Management (BCM)? Jawabanya tentu saja adalah siapa saja yang memiliki sasaran, yang memiliki sesuatu yang harus dicapai. Bagi penyelenggara pendidikan, maka mereka memiliki sasaran untuk mendidik anak supaya memikiki kompetensi tertentu setelah mengikuti proses pembelajaran. Bagi pelaku usaha, mereka memiliki sasaran untuk menghasilkan profit bagi pemilik modal serta mampu membiayai operasionalnya.

Lantas, apakah ada organisasi di dunia ini yang todak memiliki sasaran? Organisasi bisnis memiliki sasaran untuk mengjasilkan profit, organisasi pelayanan publik / pemerintahan memiliki sasaran untuk memberikan layanan publik secara maksimal.

BCM disusun untuk memastikan sasaran organisasi dapat dicapai, atau setidaknya tidak sampai membahayakan organisasi dalam situasi organisasi terganggu oleh sebab apapun, baik bencana alam, bencana buatan manusia, atau bencana karena kegagalan sistem. Bila ini diterapkan oleh seluruh entitas bisnis, maka dipastikan goncangan ekonomi suatu negara yang terjadi akibat bencana yang berskala nasional tidak terjadi, atau lebih cepat dipulihkan. Dalam kasus penyelenggara pendidikan, maka harus telah dibangun rencana ( business continuity plan, BCP) menghadapi situasi gangguan di saat sebelum kejadian bencana, yang tentunya dengan mempertimbangkan potensi risiko yang dihadapi proses penyampaian pembelajaran dalam situasi bencana. Tidak cukup hanya dengan menyediakan metoda pembelajaran daring, tatapi juga harus difikirkan metoda pembelajaran lainnnya yang untuk murid di pedesaan yang tidak mampu mengikuti pembelajaran daring. Bagi pelaku industri tentunya harus membangun BCP untuk mengatasi gangguan pada rantai pasokan, dengan menyusun rencana pemulihan rantai pasokan dengan mempersiapkan pemasok cadangan atau bahkan bahan baku cadangan, dan seterusnya. Tentu masing-masing organisasi harus merancang sendiri strategi pemulihannya sesuai dengan sasaran dan kharakteristik bisnisnya masing-masing.

Lalu, Pemerintah bagaimana? Sebagai organisasi pelayanan publik tentu harus memastikan layanan publik dapat disampaikan dalam situasi gangguan apapun. Disamping itu, Pemerintah punya peran penting untuk suksesnya implementasi BCM dengan mendorong dunia usaha menerapkan BCM sehingga ketahanan (resilience) ekonomi dapat terbentuk. Pemerintah tentunya berperan penting untuk mengatasi persoalan besar yang dihadirkan bencana sebagaimana sudah menjadi tanggungjawab Pemerintah dalam situasi bencana. Akhirnya, tidak tercuali Pemerintah, organisasi apapun yang memiliki sasaran maka ia membutuhkan BCM, tinggal mereka menyadarinya atau tidak.

Manon Djati, Ir, MM (Risk), AMBCI

Co-Founder of InCRA

manon.djati@incra.id

apt. Yuliasman, S.Farm, GRCP, QRMP, BCMCP, CGP, CCP, FRAC, AAAK.

Co-Founder of InCRA

nedeteur@incra.id