Kesinambugan dan Ketangguhan Bisnis dari Persepektif Lapangan

Bayupathy Artha

6/11/20232 min read

Literatur terkait business continuity management (BCM) dalam berbagai media pada umumnya menyoroti tentang teori dan implementasi, serta kajian dari suatu kejadian krisis. Literatur tersebut tentunya sangat berarti dalam memperkaya khasanah pengetahuan maupun pengembangan perspektif para penggiat BCM di tanah air. Namun, penulis merasa ada hal yang sering luput untuk ditekankan, yaitu drive yang mampu membuat BCM beroperasi dengan semestinya.

Berdasarkan pengalaman mensupervisi implementasi BCM di lapangan pada beberapa krisis besar, termasuk pandemi corona virus desase 2019 (COVID-19), terdapat 3 hal utama yang menjamin terlaksananya BCM dalam suatu instansi, yaitu kedisiplinan, kepedulian, dan komitmen manajemen.

Kedisiplinan semua jajaran menjadi kunci penting, dimulai dengan kelengkapan dan pembaharuan database dari aset hingga personal, data insiden dan krisis termasuk upaya penanggulangannya, serta kajian strategis berikut evaluasinya. Kedisiplinan kedua adalah pelaksanaan pelatihan berikut upaya efisiensinya.

Kedisiplinan terakhir adalah yang berkaitan erat dengan regulasi, seperti pelaporan terhadap regulator atas aktivitas BCM. Rangkuman database atas ketiga disiplin tersebut akan sangat berperan penting memperpendek waktu dalam penanganan dan penanggulangan krisis.

Kepedulian dalam setiap tingkatan operasional maupun manajerial menjadi kunci penting selanjutnya. Kepedulian berhubungan erat dengan potensi risiko atas perkembangan internal maupun eksternal yang terjadi yang diperkirakan akan berdampak terhadap berjalannya operasi institusi. Kepedulian akan mendorong sikap antisipatif, korektif, dan evaluatif yang memungkinkan institusi lebih siap apabila kejadian risiko benar terjadi.

Kedua drive di atas hanya dimungkinkan terjadi apabila terdapat komitmen yang kuat dari manajemen sehingga dapat menjadi budaya institusi. Manajemen tidak melulu berorientasi pada operasi institusi dalam kondisi normal, namun juga memastikan operasi tetap berjalan ketika krisis terjadi. Komitmen akan efektif dalam bentuk dukungan regulasi yang merangkum semua lini, finansial untuk investasi, ruang untuk pelatihan dan pengembangan, yang pada akhirnya menjadi lekat dalam budaya perusahaan.

Peluang strategis mewujudkan hal di atas khusus sektor keuangan saat ini terbuka luas dengan mulai diterapkannya Basel III. Unit dan personal BCM dapat menggandeng Management Risiko dalam membantu Manajemen menentukan arah kebijakan risiko hingga besaran pencadangan dana kerugian operasional yang signifikan dalam membangun ketangguhan operasional maupun pencapaian target institusi di tahun berjalan.

Menyadari akan pentingnya ketangguhan dan kesinambungan operasional dalam memastikan produk/layanan institusi tetap dapat dinikmati oleh pelanggan maupun stake holders dalam kondisi apapun, maka saat ini tengah dibentuk InCRA yang akan launching pada 7 Agustus 2023. InCRA dicanangkan sebagai wadah dari berbagai kalangan penggiat dan pemerhati BCM di Tanah Air guna membangun standarisasi dan sistem ketangguhan dan kesinambungan operasional yang khas Indonesia untuk seluruh sektor yang ada.

Untuk itu, mari berkumpul dan bersatu untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman sehingga terwujud tujuan ini, yang akan menjadi karya nyata bhakti untuk Negeri.